Saturday, 9 October 2010

Imunisasi, Dampak, Konspirasi & Solusi Sehat ala Rasulullah SAW


Sebuah buku yang mengupas tuntas vaksin, imunisasi dari sisi dampak dan konspirasinya. Tidak lupa, penulis juga memberikan solusi sehat ala Rasulullah SAW, yang saat ini dikenal dengan istilah Thibun Nabawi. Sangat bermanfaat dan dibutuhkan umat!

Pengalaman Pribadi Penulis

Penulis, Hj. Ummu Salamah, SH., Hajjam, menulis buku berdasarkan beberapa pengalaman pribadi terkait kesehatan. Berikut ceritanya :

Pada tanggal 9 Juni 2008, saya diundang oleh dr Flora Eka Sari, SpP. Di RSPAU Halim Perdana Kusuma, untuk ikut berdiskusi dengan PT Glaxo Smith Kline membicarakan tentang vaksin meningitis. Pada saat itu yang hadir dari pihak PT Glaxo adalah dr Indrajit, dr Carina dan dr Frans. Sedangkan dari pihak Dr Flora adalah Dr Rini dari FORMIT, saya Ummu Salamah SH, Hajjam dan Ibu Siti Fatonah dari Pondok Sehat Nabawiyah. Pembicaraan diawali dengan pertanyaan dari dr Flora "pada kemasan keterangan vaksin meningitis MENCEVAX ACWY ada keterangan "5.3. PRECLINICAL SAFETY DATA, NOT APPLICABLE, apa maksudnya ? Mertua saya Ibu Suistinah, sehari setelah divaksin divaksin meningitis mengalami lumpuh sebelah kanan, tidak bisa bicara normal (pelo) jadi linglung hingga sekarang, bisa jalan sedikit-sedikit tetapi dibantu kursi roda". Teryata mertua dari dr.Flora mengalami hal yang sama seperti saya.

Jawaban yang didapat tentang "5.3. PRECLINICAL SAFETY DATA, NOT APPLICABLE, pada kemasan vaksin menginitis MENCEVAX ACWY," Intinya adalah vaksin meningitis tidak diujicobakan di hewan, kalaupun diujicoba tidak berarti sama hasilnya dengan pada manusia. Dan kondisi ini memang sama pada hampir semua vaksin". Jadi kesimpulan akhir yang dapat saya ambil, bahwa Imunisasi adalah metode pencegahan penyakit trial and error.

Pendapat Para Dokter

Di back cover buku tersebut, beberapa komentar menarik disampaikan oleh para dokter dan pemerhati sekaligus praktisi Thibun Nabawi.

Dr. Muhammad Ali Toha Assegaf. Anggota IDI dan juga anggota Ikatan Dokter Akupuntur Indonesia menyatakan :

"Apa yang disampaikan Ibu Ummu Salamah dalam buku ini adalah kegelisahan seorang penterapi karena sampai hari ini belum ada transparasi dari produsen vaksin, belum ada ketegasan dari pembuat kebijakan dan belum ada respon dari masyarakat kedokteran tentang tiga hal penting : Halalkah vaksin yang ada di negeri ini? Perlukah vaksinasi ? dan Amankah?

Kegelisahan beliau adalah kegelisahan saya sebagai dokter dan kegelisahan jutaan orang yang meyakini sabda Rasul SAW : "Allah tidak menciptakan kesembuhan dari hal yang diharamkan atas kalian". Juga "Allah tidak menjadikan barang haram sebagai obat bagi umatku" Juga keyakinan mereka yang menjaga hidupnya agar selalu berpegang pada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW."

Dr. Zaidul Akbar. Pemerhati dan Praktisi Thibun Nabawi memberikan komentarnya sebagai berikut :

"Sungguh agama ini adalah agama yang sangat sempurna, dalam bidang apapun tiada keraguan lagi di sana, termasuk dalam hal pengobatan. Rasulullah merupakan manusia paripurna yang juga mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan penyakit, langsung ataupun tidak langsung. Pada masa sekarang ada hal penting yang belum terlalu diperhatikan dalam pengobatan yaitu unsure halal dan haram dalam pengobatan dan juga termasuk di sini imunisasi. Salah satu hal yang belum terpecahkan di sini adalah aspek kehalalan yang masih patut dipertanyakan, karena agama Islam sangat memegang teguh prinsip halal haram ini. Karena bisa jadi do'a atau ibadah yang dilakukan bisa tidak diterima Allah SWT. Adanya semangat dari penulis untuk memaparkan hal apa saja di balik imunisasi adalah suatu proses pembelajaran bagi umat Islam untuk bersikap kritis dalam hal kehalalan di bidang pengobatan masa kini. Wallahu'alam."

dr. Tauhid Nur Azhar. Bidan Fakultas Kedokteran Islam Universitas Islam Bandung. Peneliti Imunologi dan Biologi Molekuler, berpendapat :

"Buku ini adalah sumber informasi penting dalam proses mempelajari kesempurnaan ciptaan Allah SWT. Konsep sehat, sakit, penyakit dan penyebab sakit haruslah diamati dengan mengacu kepada fitrah manusia sebagai makhluk Allah."

0 comments:

Post a Comment